Saturday 6 May 2017

Basic Theory : Alkana (Parafin)

Pernahkah kalian melihat minyak? atau pernahkah kalian mencium bau kentut kalian? tentunya kalian pasti pernah. Kedua hal diatas adalah zat yang paling umum terdapat di alam sekitar kita. Namun pernahkah anda berpikir tentang struktur apa yang terdapat dalam kedua senyawa tersebut? Salah satu struktur dari kedua zat tersebut adalah alkana. Apa itu alkana, tata nama alkana, sifat fisis alkana, dan lainnya akan dibahas dalam artikel ini. Selamat membaca :).


Alkana, atau juga disebut sebagai parafin, adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklik. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon.

Alkana dengan rantai karbon tidak bercabang disebut alkana normal. Setiap anggota deret ini berbeda dengan yang berada di atasnya dan yang berada di bawahnya karena adanya gugus --CH2-- ( atau disebut gugus metilena). Sederet senyawa yang anggotanya dibangun dengan mengulangi cara yang beraturan seperti ini dinamakan deret homolog (homolog series). Anggota-anggota deret seperti ini memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa, yang berubah berangsur-angsur jika ditambahkan atom karbon pada rantai.

Aturan tata nama alkana adalah :

1. Nama umum untuk hidrokarbon jenuh asiklik adalah alkana. Akhiran -ana digunakan untuk semua hidrokarbon jenuh. Hal ini perlu diingatkan sebab akhiran lain digunakan untuk gugus fungsi lain.

2. Alkana tanpa cabang dinamai sesuai dengan banyaknya atom karbon.

Tabel Homolog Alkana
3. Untuk alkana dengan cabang, nama dasar (root name)-nya ialah rantai lurus terpanjang yang terbentuk dari atom-atom karbon.

4. Gugus yang melekat pada rantai utama dinamakan subtituen. Subtituen jenuh yang hanya mengandung karbon dan hidrogen dinamakan gugus alkil. Gugus alkil dinamai dengan mengambil nama alkana yang mempunyai jumlah atom karbon yang sama dan mengubah akhiran -ana menjadi -il

5. Rantai utama dinomori sehingga substituen pertama yang dijumpai di sepanjang rantai memperoleh nomor terendah. Setiap subtituen diberi nama dan nomor atom identik melekat pada rantai utama, digunakan awalan seperti di-,tri-, dan tetra-. . Setiap subtituen harus dinamai dan dinomori meskipun dua subtituen yang identik melekat pada karbon yang sama pada rantai utama.

6. Jika terdapat dua atau lebih jenis subtituen, urutkan berdasarkan abjad, kecuali awalan seperti di- dan tri- yang tidak dianggap sewaktu pengurutan abjad.

7. Tanda baca merupakan hal penting bila menuliskan nama IUPAC. Nama IUPAC untuk hidrokarbon ditulis sebagai satu kata. Nomor dipisahkan satu dengan lainnya dengan menggunakan tanda koma dan dipisahkan dengan huruf oleh tanda hubung. Tidak ada spasi di antara subtituen yang dinamai terakhir dan nama alkana induk yang mengikutinya.

Tata Nama Alkana

Alkana memiliki beberapa sifat fisis, diantaranya :
1. Alkana tidak larut dalam air, Hal ini disebabkan molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat nonpolar (semua ikatan C-C dan C-H nyaris kovalen murni). Ikatan O-H dalam molekul air terpolarisasi dengan kuat berkat tingginya elektronegativitas oksigen.

2. Alkana memiliki titik didih yang lebih rendah daripada kebanyakan senyawa organik lain dengan bobot molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena sifat molekulnya yang non-polar.

3. Titik didih alkana meningkat dengan bertambah panjangnya rantai dan menurun jika rantainya bercabang dan bentuknya lebih menyerupai bola.

Berikut adalah beberapa reaksi yang melibatkan alkana :
a. Pembakaran

b. Halogenasi

Sumber :

Hart, Craine Hart. 2012. Organic Chemistry : a short course. USA : Brooks/Cole
Wikipedia.com

No comments:

Post a Comment

Entri Populer